Saya betul-betul kecewa dengan perlakuan manajer saya.
Padahal semua sudah saya buktikan. Saya bahkan teramat yakin, saya adalah
rekrutan terbaik perusahaan, setidaknya selama 3 atau 4 tahun terkahir.
Saya yang mengajari karyawan-karyawan senior untuk
mengoperasikan ini itu, yang sebelumnya cuma bisa dikerjakan oleh supervisor
saya. Artinya: level saya, setidaknya sudah mendekati kemampuan supervisor
saya. Teman-teman senior pun juga menghormati saya. Mereka banyak bertanya
tentang berbagai hal terkait pekerjaan. Apalagi supervisor saya. Saya adalah
orang pertama yang dimintainya pendapat terhadap banyak hal. Mulai dari solusi
masalah pekerjaan atau berbagai inovasi kreatif demi peningkatan kualitas dan
efektifitas kerja.
Teman-teman senior juga merasakan banyak perubahan sejak
saya bergabung dengan mereka. Saya punya banyak joke yang tidak saja segar
(karena kreasi saya sendiri, hahaha…*bangga), tapi juga cerdas. Saya juga punya
banyak cara mengkreasi kegembiraan yang entah bagaimana, tapi pasti lewat cara
yang tak bisa diduga. Semuanya pasti sangat membantu demi kegembiraan dalam
bekerja. Lebih jauhnya lagi, pasti juga amat bermanfaat bagi peningkatan
kualitas kerja. Sebagai seorang sarjana dan lulusan UGM pula, manejer saya
pasti tau donk, korelasinya….?
Lha wong, supervisor saya saja pasti menyadarinya, kenapa
manejer tidak? Itulah kenapa baru dalam 6 bulan saya sudah direkomendasikannya
untuk promosi naik grade, level selanjutnya.
“Ini rekor. Belum pernah ada di
perusahaan ini yang dipromosikan secepat ini. Biasanya sih, paling cepat 1.5
tahun,” katanya saat memberi tahu bahwa saya telah direkomendasikannya.
Tapi, kenapa mentok di keputusan manejer, bahkan sampai
setahun kemudian…???
Saya sebenarnya iri sama teman-teman yang lain. Gaji saya
paling rendah. Grade saya paling rendah. Eee,,, si Anu dan si Anu malah
dipermanen? HAAAAH…? Padahal ketimbang saya, mereka itu kan ga’ ada istimewa-istimewanyanya?
Meski kerap membangkang, kontrak saya selalu diperpanjang Meski
karyawan paling baru, mestinya kan saya yang
dipermanen, gaji dan grade paling tinggi karena kan saya yang mengajari teman-teman saya
begini begitu. Meski absent saya amburadul, supervisor telah merekomendasikan
saya untuk dipromosi. itu berarti dia mengerti pentingnya kontribusi saya.
Begitulah…!
Saya merasa layak mendapat lebih, sementara manajer berpikir
sebaliknya. Sudut pandang kami berdua ternyata berbeda. Cara pandang kami yang
tak sama itu menghasilkan penglihatan yang berbeda. Celakanya perbedaan itu
amat bertolak belakang. Saya melihat semua yang positifnya, sementara manejer
melihat semua yang negatifnya. Yaa…absent saya yang amburadul. Raul yang tak
mau disuruh lembur karena alasan yang dibuat-buat
“Saya ga’
bisa lembur malam ini, Pak! Saya ada acara Pelantikan Pengurus Harian Komunitas
Pemirsa Hallo Selebriti DPC Kota Batam Periode 2013-2017, Pak!” Begitu alasan
saya, hahahaha….!
Manejer malah melihat bahwa Siraul Nan Ebat itu pembangkang
dan suka memprovokasi. Dan tak tahu dirinya masih karyawan baru pula.
Mestinya saya juga bisa melihat dengan cara pandang yang
lain. Tapi karena tidak pernah berkaca, maka saya tidak bisa melihat bulu
hidung saya sendiri, dan malah cuma bisa melihat bulu hidung orang (teman-teman
saya) yang lain.
Astagfirullahaladzim…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar