Ini
perang terbesar, sudah saya jelaskan sebelumnya. Mustahil cuma satu orang yang
kita anggap sebagai Pahlawan dalam Perang sebesar itu. Peran Sentot Alibasya
disini bahkan teramat vital. Prestasinya sebagai Panglima Perang sungguh tak
remeh. Dalam pertempuran di Dekso misalnya, Sentot Alibasyah menewaskan hampir
semua pasukan anggota pasukan Belanda. Di Kroya 1828, Sentot berhasil merampas
400 pucuk senapan dan meriam beserta mesiunya dan menawan beratus-ratus orang
Belanda. Sebelumnya, pada Oktober 1826, pasukan Sentot Alibasyah tinggal
selangkah merebut kraton Surakarta ,
meski akhirnya diminta mundur.
“Tujuan
perang”, kata Diponegoro, “adalah melawan Belanda dan bukan bertempur sesama
warga”. Tentara Mesir mestinya dengar kata-kata ini yaa…;)
Gila,
ini semua dilakukan oleh bocah yang baru berumur menjelang 17 tahun. Di usianya
yang segitu dia mampu menjadi panglima perang dengan anak buah mencapai 1000
orang. Lah, di umur yang sama menjadi ketua kelas saja, saya dipecat, hahaha…;)
Dia
adalah panglima Diponegoro terakhir yang sanggup ditaklukkan Belanda dengan
cara yang sangat licik. Setahun sebelumnya, Kyai Maja sudah menyerah. Menyusul
kemudian Mangkubumi. Sentot bersedia berdamai karena terlalu percaya pada
kakaknya Bupati Madiun yang sudah termakan iming-iming Belanda. Sentot
menyerahpun secara gagah. Bahkan jika boleh jujur dan sama sekali tak
mengurangi rasa hormat dan kagum saya terhadap Pangeran Diponegoro, Belanda sebenarnya
lebih takut terhadap Sentot Alibasya ketimbang Pangeran Diponegoro. Saat
menyerah, semua permintaan Sentot dikabulkan oleh Belanda. Sebaliknya, tak
satupun permintaan Pangeran Diponegoro yang dipenuhi oleh Belanda.
Setelah
menyerah dan ditangkap pun dia tak jera ‘mengerjain’ Belanda. Usai Perang
Diponegoro, Belanda kembali ke Sumatera Barat untuk melanjutkan Perang Paderi,
dan Sentot bersama pasukannya ditugaskan untuk membantu pasukan Belanda. Di
sinilah salah satu alasan juga kenapa Sentot layak dinobatkan sebgai Pahlawan
Nasional.
Kenapa? Lanjut post berikutnya lagi, yaaa…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar