Halaman

25 Sep 2013

Gembira Kolosal

Gembira personal itu mudah saja. Saya sudah bosan mencontohkan jenis gembira personal begini. Tapi kita makhluk social. Gembira sendirian bukan budaya bangsa dan agama kita. Santuni juga kegembiraan tersebut bagi yang lainnya. Dalam lingkup bernegara kita juga butuh kegembiraan kolosal. Gembira bersama. Di lingkup ini, itulah tugas Presiden.

Gembira kolosal ini sungguh tak mudah. Antri zakat di suatu tempat, bisa berbarengan dengan antrian berburu gadget terkini di lain tempat. Heboh tempe mahal berbarengan dengan promosi mobil murah. Sungguh tak mudah memantik kegembiraan dalam situasi penuh konflik kepentingan begini.

Nah, Capres unggulan saya ini, si Vicky bisa mendamaikan aneka paradok begitu dengan memantik pemicunya. Hebatnya, pemicunya itu cuma dengan berbagai kekacauan gaya bahasa saja. Bayangkan, kekeliruannya saja bisa demikian menggembirakan. Maksudnya untuk gaya semata. Gayanya pun kacau pula. Hampir seluruh yang keluar dari mulutnya adalah kekacauan. Tapi kelirunya Vicky ini menggembirakan semua. Dari rakyat awam, sampai selebriti dan politisi setingkat mentri pun ikut larut di dalamnya. Keliru sepenuhnya, tapi mengembirakan akibatnya. Jadi biar keliru asal gembira tak mengapalah. Karena jika mesti menunggu yang kebenaran sejati, di Indonesia sepertinya sulit. Jika ada yang benar, maka kebenaran itu menjadi samar karena dibuat rumit. Ada yang salah, tapi dirumitkan pula sedemikian rupa sehingga jadi tampak benar. Benarnya cuma seolah-olah, tapi sejatinya rumit semua. Jadi jika dalam situasi rumit sedemikian rupa kita masih bergembira, itulah kualitas hidup kita sesungguhnya.

Sebagai Cawapresnya, saya pilih Syahrini. Di luar statusnya sebagai artis, dia adalah wanita yg inspiratif. Dialah penemu Jambul Khatulistiwa dan Bulumata Anti Badai. Inspirasinya banyak menghasilkan penemuan2 heboh lainnya. Konde Meledaknya Ashanty atau Bra Dispensernya yang sampe tumpeh-tumpeh, Julia Perez. Tidak melulu berpengaruh di local saja. Sosoknya itu juga bahkan menginspirasi media sekaliber Daily Mail (Inggris) untuk menemukan Jembatan Indiana Jones, di Banten, hahaha…;)

Syahrini juga baik dalam hubungan diplomasi dengan pihak luar negeri. Dari salah satu tokoh terkemuka di Inggris, David Beckham, sampai ke juara dunia balap asal Spanyol, Jorge Lorenzo kenal sama jagoan saya ini.

Peluang pasangan ini sungguh besar. Kegembiraan se-Indonesia yang diciptakan Vicky, di dunia maya dan dunia nyata dipadukan dengan sosok wanita Insiparatif, punya banyak fans dan cantik pula. Keyakinan saya makin besar sebab Vicky pun sekarang sedang dipenjara. Ingat, Soekarno sempat bolak-balik dipenjara. Bahkan Nelson Mandela sempat punya quote dahsyat,

"Saya baru bisa jadi Presiden setelah dipenjara", katanya

Pesaing duet ini si Keep Smile, Cesar dengan Wapresnya Eyang Subur.  Pasangan kombinasi anak muda dan tokoh tua ini adalah pesaing serius duo Vicky - Syahrini. Cesar menghipnotis Indonesia untuk selalu tersenyum, mewakili kaum muda. Eyang Subur tak diragukan lagi, soal pendukung dari massa artis para pasiennya (ribet bangat ya, bahasanya?). Masalahnya: Eyang Subur yang lebih senior belum tentu bersedia cuma sebagai wakilnya.

Cita-cita suatu bangsa merdeka adalah soal menciptakan kesejahteraan bagi warganya. Indonesia begitu pula. Mulai dari UUD 45, Pancasila sampai pada kampanye para CAPRES menjadikan kesejahteraan rakyat sebagai cita-cita, visi dan misinya. Indikasi masyarakat sejahtera salah satunya adalah betapa kegembiraan mudah terlihat. Para petani yang saling tertawa ditengah teriknya panas di sawah. Mahasiswa yg meski pulang kampus jalan kaki dan cuma sanggup ngutang indomie sebagai penentram lapar sesampainya di-kost an, tapi masih tegar untuk bersiul riang. Gembira inilah sejahtera sesungguhnya.

Oh ya, andai Mbah Surip (semoga Allah SWT selalu merahmatinya, aamiiin…!) masih hidup, saya pilih dia di PILPRES 2014 ini.

Ayo donk, share ikon fun maker kalian! Salam statusisasi kemakmuran…!

2 komentar:

  1. hahahaha,,,
    trus saya jadi capres tahun berapa bang??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi fun maker dulu donk, paling ga kayak Briptu Norman kek, hahaha...!

      Hapus

Seri Komplotan

Seri Komplotan mungkin serial karya Enid Blyton yang paling tidak populer di Indonesia. Meski cuma terdiri dari 6 judul, tapi inilah karya s...