Secara umum Batam adalah daerah cuek. Maksudnya setiap
pribadi hanya sibuk dengan urusan diri sendiri. Tak usah heran jika antar
tetangga pun banyak yg sekedar tau rupa tapi buta akan nama. Ada kecelakaan di jalan raya misalnya, cuma
sekadar menghasilkan kerumunan yang miskin aksi kepedulian. Juga tak perlu
risau, misalnya ada pasangan ilegal yang tinggal di atap dan bahkan kamar yang
sama. Di Batam, semua mahasiswa sibuk dengan kuliahnya. Karyawan pun begitu
pula, sibuk dengan pekerjaannya saja. Semua sibuk menggaruk gatalnya sendiri.
Kedudukannya sebagai daerah perantauanlah yang menjadikannya
serupa itu. Dengan hitungan upah yang tergolong rendah, antar sesama pun tak
banyak waktu untuk saling berziarah. Masing-masing bergulat di zona nyamannya. Tak
ada kesempatan untuk perduli pada yang bukan urusannya. Yang puasa boleh tetap
puasa dan yang tidak pun tak perlu sungkan untuk tidak berpuasa. Tak ada
istilah jaga imej di Batam, sebab terhadap imej pun bahkan semuanya cuek.
Karena semua cuma soal pribadi, mestinya setiap persoalan
adalah juga soal pribadi. Jadi jikapun ada soal pertikaian, mestinya itu juga
cuma pertikaian personal. Tak besar akibatnya sebab kecil saja cakupannya. Mudah
saja mengatasinya, sebab sedikit saja pelakunya.
Tapi di luar yang umum tentu ada yang khusus. Untuk soal
yang bersifat khusus tentu saja butuh perhatian yang khusus pula. Tak kurang
dari 33 lokasi di Batam yang masih tercatat sebagai kampong tua. Terhadap yang
tua selain perhatian yang khusus mestinya juga mengurusnya secara serius. Mengabaikan,
apalagi menganggap yang tua sebagai ‘tidak ada’ atau remeh saja, itulah yang
dinamakan durhaka.
Karakter tua adalah lemah dan tak berdaya. Inilah pihak yang
rentan dipandang sebelah mata dan mudah diperdaya. Itulah juga yang dialami
belakangan ini oleh warga Tanjung Uma.
Karena kedudukannya yang lemah dan tak berdaya itulah mereka
mudah diperdaya. Aneka kepentingan berebut menguasainya. Entah disadari atau
tidak, milik mereka ternyata telah dipreteli. Yang itu ternyata sudah dijual.
Yang ini ternyata sudah ada yang beli. Eee yang di sana pun rupanya sudah ada pemiliknya pula.
Tapi ada yang pemerintah lupa. Bahwa sebagai kampung, mereka
masih merawat kehidupan bersosial. Sesama tetangga masih saling tegur sapa,
tidak sekadar senyum saja. Yang sakit masih ada yang besuk. Yang ini butuh ke rumah
sakit, yang punya mobil saling balap menawarkan bantuan. Masih ada jadwal
gotong royong. Masih banyak yang saling titip belanjaan ke pasar. Apa-apa masih
bisa saling ngutang.
Anak si ini kenal bahwa yang itu namanya Ante Bebel,
hahaha…! Bahwa dia dulu sekolahnya di situ dan sekarang kerja di sana . Malam-malam dia
kuliah di sana .
Waktu kecil dia dulu suka begini, ehh setelah besar sekarang kok jadinya
begitu? Hahaha… :D
Nah, kalo yang punya bengkel itu orangnya suka mabuk. Sudah
begitu mabuknya rusuh pula. Kalau aku Ketua RT, sudah kuusir dia dari kampung
ini. Bikin malu Tanjung Uma saja. Eee tapi Bapaknya kawan main domino aku pula,
hahaha…!
Tak mudah berhadapan dengan kekuatan social seperti ini. Sebagai
orangtua mereka lebih berpengalaman mengatasi aneka persoalan. Terlebih lagi
mereka juga solid soal kekompakan sebab mereka bersama sudah dalam waktu yang
lama. Sakit yang satu adalah derita bagi yang lainnya. Menyakiti mereka berarti
mengundang penyakit buat diri sendiri. Terbukti, Polda Kepri saja sampai minta
bantuan ke Polda Jambi untuk mengatasinya.
Sebenarnya tak sulit mengurai persoalan ini. Terlihat rumit,
karena memang melibatkan banyak orang. Tapi pada intinya ini cuma persoalan antara
2 pihak yang bersengketa, yakni pihak masyarakat dan pihak developer. Nah,
karena yang protes masyarakat, berarti PASTI ada permasalahan dengan
developernya, bukan? Nah developer kan
sudah bilang bahwa mereka sudah dapat ijin dari BP Batam (dulunya Otorita
Batam). Nah berarti yang bermasalah BP Batam, kan ? Nah soal lahan di Batam urusan siapa?
BP Batam, kan ?
Berarti sebenarnya ini urusannya AMAT RUWET, sebab yang mesti menyelesaikan
permasalahan adalah pihak yang justru bermasalah itu sendiri, hahaha… :D
*Selamat Malam…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar