Halaman

29 Okt 2013

Pemuda Hallo Selebriti Part 3

Posting Ke-22

Kita mesti jujur, bahwa untuk hidup di negeri yang rumit seperti di Indonesia ini sungguh tak mudah. Mau hidup lurus, jalannya sendiri berbelok-belok. Ikut berbelok rawan kesasar dan menyimpang. Dalam situasi serba paradoks begitu, kreatifitaslah yang paling menentukan berhasil tidaknya kita mencapai akhir dari perjalanan yang dituju.

Kaum muda Indonesia sebenarnya adalah yang ter-kreatif di dunia. Tak usah dipercaya kata-kata saya itu sebab memang tak pernah saya riset sebelumnya. Keyakinan saya bersumber dari berbagai fakta yang dilakukan para pemuda jaman ‘Hallo Selebriti’ ini. Beragam jenis kejahatan cyber terjadi di Indonesia para pelakunya mestilah kaum muda, bukan? Bermacam modus penipuan via internet, sms dan telepon mustahil dilakukan oleh kaum tua. Legenda Mama Minta Pulsa pasti cuma terjadi di Indonesia yang pelakunya pun mestinya kaum muda.

Sebelumnya, saat jaman puber telepon seluler, berbagai kreasi lewat ‘SMS Reg’ juga mewabah di Indonesia. Dari sekadar sms curhat, lucu-lucuan, sampai sms yang melayani pertanyaan-pertanyaan fans, sampai kepada sms dakwah. Tuh, saking kreatifnya, bahkan dakwah saja bisa dikomersilkan.

“Mau terima sms langsung dari saya? Ketik Reg spasi Raul kirim ke 0813 6440 3202. Sms yang kamu terima langsung dari handphone ku, lho…!”

Data mengabarkan bahwa ada jutaan pengangguran di Indonesia. Tapi jarang terdengar ada kasus kematian karena kelaparan, bukan? Sesekali sih, memang ada (meski saya malah tak pernah dengar sama sekali) kayaknya. Apakah para penganggur itu orang-orang yang sudah kaya? Pasti tidak. Apakah para penganggur itu dibayar oleh negara seperti (konon) di negara makmur (bukan kaya) Brunai Darussalam? Juga pasti tidak jawabannya. Meski main bilyardnya seharian, selalu punya uang buat mabuk-mabukan. Nongkrong dan mabuk-mabukan melulu, tapi selalu juga punya baju baru ketika lebaran. Rejeki memang urusan Tuhan. Tapi Tuhan sendiri yang memerintahkan manusia untuk memburunya. Kenyataan bahwa bertahun-tahun jadi pengangguran dan tak mati-mati juga, pastilah ada sesuatu yang tetap membuatnya tetap survive. Itulah pasti karena kreatifitas. Ada saja pasti yang bisa dirupiahkannya. Bisa sekadar jasa parkir, atau jual beli kendaraan dan lainnya.

Indonesia memang negara kaya, meski untuk dikatakan makmur tidak bisa. Apa saja ada di Indonesia. Sumber alam apa saja ada di Indonesia. Makanan jenis apa saja kita punya. Tanaman, buah-buahan semuanya serba ada. Bahkan hewan seperti Buaya Darat, Kucing Garong dan Keong Racun saja eksis di seluruh penjuru Indonesia.

Semua itu mestinya bisa menjadikan kita sebagai bangsa yang mamkur dan sejahtera. Tapi kenyataannya kan tak begitu. Apakah karena sumber daya manusianya? Juga tak bisa kita sembrono dalam mengamininya. Hampir setiap tahun Indonesia selalu menjuarai berbagai Olimpiade dan Kompetisi antar pelajar di seluruh dunia. Jadi persoalannya di mana?

Indonesia butuh tokoh yang inspiratif sebagai teladan dan panutan. Ini yang kurang di Indonesia. Para artis, sebagaimana telah diceritakan pada post sebelumnya jelas tak bisa dijadikan tuntunan. Saya sempat menaruh hormat pada seorang artis yang menceraikan istrinya karena merasa gagal dalam mendidik istrinya bersikap islami.  Hampir saja saya merestuinya ketika beliau maju sebagai salah satu calon pemimpin di suatu PILKADA. Tapi simpati saya langsung gugur begitu sempat melihat ‘behind the scene’ salah satu film-nya yang sungguh-sungguh kotor dan menjijikkan.

Pun, begitu dengan para pemimpin terpilih, rata-rata gagal menjadikan dirinya sebagai panutan. Dalam berjanji saja mereka sering tak berhitung kemampuan untuk menepatinya. Sebelum dipilih mereka mengaku akan mengabdi. Nyatanya setelah terpilih mereka mengaku sebagai pekerja. Sebagai pekerja, penghasilan lah tujuan yang paling utama. Dari situlah muncul penyalahgunaan wewenang, mark-up anggaran, korupsi dan aneka jenis criminal kerah putih lainnya.

Jadi tak usah heran, kenapa aneka kreatifitas para kaum muda Indonesia tak mampu membawa Indonesia menuju kepada sejahtera. Tak adanya sosok panutan membuat kreatifitas mereka sulit untuk diarahkan. Apa yang bisa kita teladani, jika bantuan social, dana haji dan bahkan proyek pengadaan Al-Quran pun dikorupsi….?

*Kepanjangan lagi, udahan dulu yaa… :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seri Komplotan

Seri Komplotan mungkin serial karya Enid Blyton yang paling tidak populer di Indonesia. Meski cuma terdiri dari 6 judul, tapi inilah karya s...