Kita mesti jujur, bahwa untuk hidup di negeri yang rumit
seperti di Indonesia
ini sungguh tak mudah. Mau hidup lurus, jalannya sendiri berbelok-belok. Ikut
berbelok rawan kesasar dan menyimpang. Dalam situasi serba paradoks begitu,
kreatifitaslah yang paling menentukan berhasil tidaknya kita mencapai akhir
dari perjalanan yang dituju.
Kaum muda Indonesia
sebenarnya adalah yang ter-kreatif di dunia. Tak usah dipercaya kata-kata saya
itu sebab memang tak pernah saya riset sebelumnya. Keyakinan saya bersumber
dari berbagai fakta yang dilakukan para pemuda jaman ‘Hallo Selebriti’ ini.
Beragam jenis kejahatan cyber terjadi di Indonesia para pelakunya mestilah
kaum muda, bukan? Bermacam modus penipuan via internet, sms dan telepon
mustahil dilakukan oleh kaum tua. Legenda Mama Minta Pulsa pasti cuma terjadi
di Indonesia
yang pelakunya pun mestinya kaum muda.
Sebelumnya, saat jaman puber telepon seluler, berbagai
kreasi lewat ‘SMS Reg’ juga mewabah di Indonesia . Dari sekadar sms curhat,
lucu-lucuan, sampai sms yang melayani pertanyaan-pertanyaan fans, sampai kepada
sms dakwah. Tuh, saking kreatifnya, bahkan dakwah saja bisa dikomersilkan.
“Mau terima sms
langsung dari saya? Ketik Reg spasi Raul kirim ke 0813 6440 3202. Sms yang kamu
terima langsung dari handphone ku, lho…!”
Data mengabarkan bahwa ada jutaan pengangguran di Indonesia .
Tapi jarang terdengar ada kasus kematian karena kelaparan, bukan? Sesekali sih,
memang ada (meski saya malah tak pernah dengar sama sekali) kayaknya. Apakah
para penganggur itu orang-orang yang sudah kaya? Pasti tidak. Apakah para
penganggur itu dibayar oleh negara seperti (konon) di negara makmur (bukan
kaya) Brunai Darussalam? Juga pasti tidak jawabannya. Meski main bilyardnya seharian,
selalu punya uang buat mabuk-mabukan. Nongkrong dan mabuk-mabukan melulu, tapi
selalu juga punya baju baru ketika lebaran. Rejeki memang urusan Tuhan. Tapi
Tuhan sendiri yang memerintahkan manusia untuk memburunya. Kenyataan bahwa
bertahun-tahun jadi pengangguran dan tak mati-mati juga, pastilah ada sesuatu
yang tetap membuatnya tetap survive. Itulah pasti karena kreatifitas. Ada saja pasti yang bisa dirupiahkannya.
Bisa sekadar jasa parkir, atau jual beli kendaraan dan lainnya.
Semua itu mestinya bisa menjadikan kita sebagai bangsa yang
mamkur dan sejahtera. Tapi kenyataannya kan
tak begitu. Apakah karena sumber daya manusianya? Juga tak bisa kita sembrono
dalam mengamininya. Hampir setiap tahun Indonesia selalu menjuarai berbagai
Olimpiade dan Kompetisi antar pelajar di seluruh dunia. Jadi persoalannya di
mana?
Pun, begitu dengan para pemimpin terpilih, rata-rata gagal menjadikan
dirinya sebagai panutan. Dalam berjanji saja mereka sering tak berhitung
kemampuan untuk menepatinya. Sebelum dipilih mereka mengaku akan mengabdi.
Nyatanya setelah terpilih mereka mengaku sebagai pekerja. Sebagai pekerja,
penghasilan lah tujuan yang paling utama. Dari situlah muncul penyalahgunaan
wewenang, mark-up anggaran, korupsi dan aneka jenis criminal kerah putih
lainnya.
Jadi tak usah heran, kenapa aneka kreatifitas para kaum muda
Indonesia tak mampu membawa Indonesia
menuju kepada sejahtera. Tak adanya sosok panutan membuat kreatifitas mereka
sulit untuk diarahkan. Apa yang bisa kita teladani, jika bantuan social, dana
haji dan bahkan proyek pengadaan Al-Quran pun dikorupsi….?
*Kepanjangan lagi, udahan dulu yaa… :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar