Guru
pertama, masih mengenali saya dengan sangat baik. Sebenarnya dia mulai mengajar
di sana saat
saya sudah kelas 2. Jadi 2 tahun saja dia mengenal saya. Usianya saat itu juga
masih muda, paling sekitar 25-an tahun saja. Taksiran saya, sekarang dia baru
beranjak 40 tahun. Walau begitu, saya sungguh tersanjung dia masih mengenali
saya dengan sempurna. Itu jika dilihat, lagi-lagi dari kemampuannya menyebut
nama lengkap saya yang memang sulit diingat. Asrul Khairi.
Saya
bangga, sebab dia mampu mengingat meski saya mungkin bukanlah murid favoritnya.
Mata pelajaran yang diajarkannya adalah malah salah satu yang saya tidak suka,
yaitu bahasa Indonesia,
hahaha…! Jangan kaget, kemampuan saya dalam menulis blog ini mungkin sama
sekali tak ada hubungannya dengan Ibu itu, maaf L Lihat saja betapa kacaunya titik koma
dalam setiap tulisan-tulisan saya. Tapi pasti, sedikit banyaknya kemampuan saya
berbahasa Indonesia
tentu saja gara-gara Ibu yang satu ini, hehe…! Saya hanya ingin menegaskan
bahwa di masa sekolah dulu, nilai pelajaran mengarang saya sungguh memilukan,
jika ukurannya adalah bagi seorang idola cilik . Dan jika Rekreasi Hati jadi
diterbitkan beberapa saat lagi Insya Allah, aamiin…! namanya pasti akan saya
cantumkan di bagian thanks point-nya. Mohon ingatkan, jika saya lupa, hehe…!
Guru
berikutnya juga masih ingat saya. Dan bisa jadi saya adalah salah satu murid favorit
seumur hidupnya. Sebaliknya, dia adalah juga salah seorang guru favorit saya
dulu. Guru Matematika ini juga masih ingat saya nama lengkap saya. Guru ini
sempat minta photo bareng yang sampai sekarang saya sesali, sebab tidak
mengindahkannya. Padahal saat itu kami memang bawa khusus camera digital, Nikon
DLSR
Selain
dengannya, seorang guru lain, cowok juga sempat saya salami. Tak ada kesan yang
spesial, sebab sepertinya dia sudah lupa dengan saya. Saya menebak saja, sebab
sikapnya datar meski tersenyum. Guru Bahasa Inggris. Ada yang ingat siapa, hehehe…?
Sebenarnya
masih ada tiga atau empat orang guru saya lainnya yang masih mengajar saat itu.
Hanya saja sedang tidak berada di tempat. Perjalanan di sekolah ditutup dengan
menemui guru yang memang benar-benar telah saya niatkan untuk menemuinya. Guru
inilah yang dulu kisahnya pernah saya posting di post-post sebelumnya.
Kepada
yang lain, si Kecil sudah bilang bahwa tujuan saya ke sekolah ini adalah ‘hanya’
untuk menemuinya. Bikin risih sebenarnya, sebab terhadap guru-guru yang lain
pun saya memendam kerinduan yang sama. Bedanya, terhadap yang satu ini saya
punya ‘hutang’ yang ingin saya bayarkan. Ada
urusan yang mesti dituntaskan.
Sesampainya
di sana ibu itu
pun tercengang. Sama yang kecil dia masih ingat. Beberapa waktu sebelumnya
mereka juga pernah bertemu di Jogja, saat si Ibu ikut dalam rombongan anak-anak
Pramuka yang mengadakan kegiatan di sana.
Sedang terhadap saya dan yang tengah dia lupa. Dia cuma bilang,
“Siapa
diantara kalian yang namanya Asrul Khairi. Ibu cuma ingat nama yang itu”,
katanya.
Alhamdulillah….!
Saya gembira tebakannya salah. Sebab itu berarti saya masih terlihat lebih muda
ketimbang yang Tengah, wahahaha…!
Setelah
itu kami bercerita panjang lebar. Kami
di sini maksudnya mereka, sebab saya masih terlalu sibuk berpikir,
Pantas
saja saya tak ingat, sebab biologi adalah mata pelajaran yang terhadapnya saya
merasa ngeri. Ketimbang pelajaran biologi, saya lebih suka sama guru biologi,
ehh…hahaha…! Tapi itu juga kalau guru biologi itu namanya Dian Rawa Sari,
wkwkwk… J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar