Halaman

27 Mar 2015

Jokowi, Olga dan Nenek-nenek



Tak sengaja tadi saya nguping pembicaraan Jokowi dengan ajudannya. Berikut transkipnya :)

Jokowi  :Ajudaaaaan….!


Ajudan :Siap, Pak!


Jokowi  :Ada apa dengan media akhir-akhir ini!


Ajudan :Maksudnya, Pak?


Jokowi  :Kamu selalu update berita-berita terkini, kan?


Ajudan :Tentu saja, Pak!


Jokowi  :Kamu tahu kan, sejak pertengahan bulan ini mahasiswa seluruh Indonesia mengepung Istana kita?


Ajudan :Tentu saja saya tahu, Pak!


Jokowi  :Darimana kamu tahu?


Ajudan :Yaa, saya kan selalu di istana tiap hari, Pak! Informasi apapun dari intelijen tentang Bapak saya pasti tahu.


Jokowi  :Yakin, kamu bukannya tahu dari tipi atau koran?


Ajudan :Yakin, Pak! Tak ada satupun tipi, koran dan bahkan portal-portal media online besar yang meliput beritanya.


Jokowi  :Nah, itulah yang membuat saya galau?


Ajudan :Loh, galau kenapa, Pak?


Jokowi  :Media sekarang lebih suka beritakan tentang nenek-nenek ya, ketimbang saya. Masa iya nenek-nenek lebih ngetop ketimbang saya?


Ajudan :Loh, demi kestabilan negara dan pemerintahan Bapak bukannya itu malah bagus, Pak? 
Jokowi  :Apanya yang bagus? Kamu tahu tidak dampaknya berita-berita begituan? Jika berita nenek-nenek dihukum itu sampai diketahui bangsa lain, mau ditaruh di mana muka kita. Bikin malu negara tauuuuk….!

Ajudan  :Bener juga sih, Pak! Tapi Bapak tenang aja! Kalem. Ada bagusnya juga, kok!


Jokowi  :Kalem gimana? Se-Indonesia mau jatuhkan saya dan tak ada media yang peduli? Gimana saya bisa kalem? Sedang Olga sudah mati saja, malah jadi trending topik dan bahan berita dimana-mana.


Ajudan :Betul juga itu, Pak!


Jokowi  :Wartawan-wartawan kita kok mikirnya ga sampai ke situ, ya? Berita-berita macam ada yang mati antri zakat atau pingsan saat nunggu bagian BLT itu kan bikin malu bangsa. Apalagi, bentar lagi BBM mau kita naikkan lagi. Media-media itu juga pasti berlomba-lomba siarkan panjangnya antrian masyarakat demi hemat 1000-an doank! 


Ajudan :Kalo gitu mending naikkan sekarang saja, Pak!


Jokowi  :Sekarang…?


Ajudan :Ya, Pak! Sekarang! Mumpung ada berita Olga (sambil kedipkan mata kiri)


Jokowi  :Kamu memang brilian, hahaha….!


*Maka, BBM pun naik

20 Mar 2015

Star Wars



Saya merasa sangat terhormat dipercaya mewakili Indonesia di ajang pameran superhero seluruh dunia yang diadakan di Hollywood, Las Vegas California Amerika. Yang membuat saya lebih bangga adalah Indonesia berhasil mencapai final, berhadapan dengan Jepang dan tuan rumah Amerika. Ternyata jabatan saya sebagai Ketua Komunitas Pemirsa Halo Selebriti tak sia-sia, hahaha…!

Persaingan ternyata amat ketat. Masing-masing negara presentasikan keunggulan superhero masing-masing. Agar seru, metodenya dipakai sistim debat tanpa moderator. Jadi semua sungguh tergantung bagaimana peserta mampu mendebat dan mempertahankan argumennya masing-masing tanpa bantuan ataupun intervensi dari moderator. 

Keputusan juri soal hasil di final memang belum keluar. Tapi agar teman-teman bisa menebak dan memprediksi juaranya, berikut saya lampirkan trasnkip pertandingan puncak. Final.

Jepang                  :Kami, donk! Sejak dini anak-anak di Jepang sudah dikenalkan dengan teknologi. Lihat saja  film anak-anak karya kami. Semua tentang robot dan mesin-mesin. Ultraman, Ksatria Baja Hitam. Komik-komik mobil balap seperti Tamiya dan sebagainya.

Amerika               :Kami, donk! Film-film kami banyak bertema luar angkasa. Perang kecanggihan agen-agen, teknologi dll. Tapi yang lebih penting superheronya, donk! Siapa coba yang tak kenal sama Superman, Batman dan Robin. Cat Women, Spiderman, Megaloman atau Captaint America misalnya? Legend semua, kan?

Raul                       :Legend tapi bodoh apa hebatnya?

Amerika               :Bodoh bagaimana maksudmu?

Raul                       :Robin misalnya. Udah tau masuk tipi, masa’ masih juga nekat pake celana dalam doank? Superman? Oke, pakaiannya lengkap, walau make celana dalamnya di luar. Celana dalam, tapi masangnya di luar, hahaha…! Captaint America? Bisa ngapain dia dengan senjata penggorengannya itu? Batman apalagi? Punya sayap tapi ga bisa terbang. Ehh…mau-maunya pula berteman dengan si bodoh-bodoh itu. Robin, Superman dan Captaint America, hahaha…! Dan asal kamu tahu, di negara saya, superhero-superhero kalian itu semua posisinya tak lebih tinggi dari sekedar  dipajang di celana anak-anak yang bisa mereka duduki dan ‘eek sesuka mereka, hahaha…!

Amerika               :Ahh…! Superhero Indonesia juga bodoh-bodoh semua. Siapa itu si Yoyo? Cecep? Wiro Sableng? Sinto Gendeng? Hahaha….! Nah itu lagi, si Nagabonar. Pencopet kok dijadikan Jendral. Jendral bodoh. Masa’ anak buah mau dikasih pangkat Wakil Jendral? Ceweknya mau dikasih pangkat Permaisuri? Emang ada pangkat begituan? Gobloknya lagi. Pangkat Jendral, tapi takut sama si Pohan yang pangkatnya cuma Mayor, hahaha…hahaha….!

Jepang                  :Gue ga ikut campur yaa, hahaha…!

Raul                       :Walau bodoh, tapi kan sakti semua. Nagabonar yang kamu bilang itu lihat aja gayanya berperang. Nyante sangat, sambil cengengesan. Kayak main-main doank, hahaha…!

Amerika               :Sakti gimana? Lihat tuh si Jampang, Pitung atau Samson misalnya! Sama ceweknya aja keok. Dipotong rambut atau dicukur bulu ketiaknya aja rontok semua kesaktiannya, hahaha…!

Raul                       :Tapi yang lebih penting, semuanya manusia normal, kan? Ga kayak superhero kalian. Spiderman lah, Batman, Cat Women dll. Binatang semua, hahaha…! Negara kalian tak punya manusia-manusia yang hebat, ya? Hahaha…!

Jepang                  :Padahal itu belum termasuk Donald Bebek, Miki Tikus, Scoobydo, Tom, Jerry dan lain-lain, hihihi…!

Amerika               :Hey, Jepang! Lu jangan nambah-nambahin, donk! Yang terkenal paling bodoh sedunia itu siapa rupanya? Nobita, kan? Masa’ tiap ulangan nilainya 0 melulu, hahaha…!

Jepang                  :Tapi kan temannya paling sakti, Doraemon. Punya kantong ajaib yang bisa mengeluarkan apa saja. Punya pintu yang bisa membawa mereka kemana saja. Dan, ada baling-baling bambunya juga, hehehe…!

Raul                       :Doraemon kan binatang juga? Hahahak…!

Amerika               :Bener tuh, wkwkwkw…!

Jepang                  :Ketimbang lu, Indonesia! Orang sudah kemana-mana. Jepang sudah kaya akan robot. Amerika sudah terbang ke luar angkasa. Nah, kalian? Masih aja berkhayal dengan Ibu Peri lah! Hatu Ini, Setan Itu, Dukun Santet, Pawang Anu, Ratu Pohon, Ratu Laut, Putri Duyung lah, hahaha…!

Raul                       :Hey, mengkhayal kalian bilang? Negara mana coba yang menciptakan Serigala yang ganteng? Kambing yang genit? Monyet yang cantik? Hayyoooo….!

*Dan semua hening, hahaha…!

15 Hari Yang Tak Nyaman

Dialog imajinatif saya dengan seorang anggota DPRD Kabupaten usai Pemilu Legislatif beberapa waktu lalu, hehe…! Bicara banyak hal, termasuk wacana DPR yang ingin membangun gedung baru.

Raul       :Gedung baru itu penting ya, Pak?

DPRD     :Ya penting, donk! Agar kita semua nyaman bekerja.

Raul       :Memangnya selama ini ga nyaman ya, Pak? Saya jadi ingin tahu, fasilitas apa saja sih yang bapak-bapak dapat sebagai anggota DPRD?

DPRD     :Hmm… penting juga ya?

Raul       :Penasaran saja sih, Pak! Saya merasa aneh saja ada banyak oknum Caleg gagal yang meminta lagi kelerengnya usai kalah main, haha…!

DPRD     :Kalau yang itu saya no comment, hehe…!

Raul       :Tapi kalau masalah fasilitas itu gimana, Pak?

DPRD     :Yaa, macam-macam sih!

Raul       :Bisa dijelaskan, Pak!

DPRD     :Selain gaji kami juga dapat beberapa jenis tunjangan.Tunjangan komunikasi, Transportasi, tunjangan perumahan dan berbagai macam jenis tunjangan jabatan. Juga ada mobil dan rumah dinas serta uang saku setiap ada kegiatan yang kami adakan.
Raul       :Nominalnya, Pak?

DPRD     :Hmm… gimana ya? Tergantung jabatan di DPRDnya juga sih. Misalnya tunjangan perumahan. Ketua dapat 11juta. Wakil 10juta dan anggota dapat 9 juta. Tapi kok kayak ga etis ya, ngomongin angka? Pokoknya kira-kira begitulah. Sesuai kemampuan daerah juga, sih.

Raul       :Tunjangan transport buat apa, Pak! Kan sudah diberi mobil dinas?

DPRD     :Untuk operasional dan perawatan kan juga butuh uang, kan? Beli bensin, oli atau biaya servis.

Raul       :Terus tunjangan perumahan. Kan semua anggota DPRD sudah punya rumah pribadi?

DPRD     :Itu semua sesuai Peraturan Pemerintah dan SK Bupati lho! Kita mesti taat aturan, kan? Hehehe…! Jika semua sudah punya rumah sendiri, uangnya bebas dipakai buat apa saja. Tak ada UU atau peraturan yang mengaturnya lebih jelas.

Raul       :Sebenarnya itu kan tak perlu, Pak! Buang-buang uang daerah saja.

DPRD     :Buang-buang uang bagaimana?

Raul       :Jatah Kunjungan Kerja tiap anggota DPRD berapa kali, Pak?

DPRD     :34 kali keluar kota, plus sekali ke luar negeri.

Raul       :Sekali kunjungan biasanya berapa hari?

DPRD     :Tergantung jarak dan urusannya juga. Bisa 3 hari, tapi juga bisa sampai seminggu.
Raul       :Oke, kita rata-ratakan saja jadi 5 hari. 34 kali 5 hari itu 170 hari. Plus sekali ke luar negeri, anggap saja 10 hari. Berarti sudah 180 hari, bapak tidak menggunakan rumah itu. Jadi buat apa pakai ditunjang segala? Lagipula kunjungannya lebih bersifat entertaint ketimbang urusan dinas, kan?

DPRD     :Kan semua ada laporannya?

Raul       :Laporan? Sekalimat doank, “Ternyata seragam pramuka di Jepang beda dengan Indonesia”. Yang seperti itu yang Bapak maksud, laporan?

DPRD     : (hening)

Raul       :Apa sih menurut Bapak aspirasi rakyat yang paling penting?

DPRD     :Intinya rakyat ingin sejahtera.

Raul       :Berarti menyangkut pendapatan dan upah?

DPRD     :Yaap. Seperti itu.

Raul       :Kalau begitu kenapa tiap tahun Serikat Pekerja atau buruh masih demo? Berarti DPRDnya tak bekerja, donk? Mending SPSI atau SBSI saja yang jadi wakil rakyat kalau begitu. Mereka lebih militant perjuangkan aspirasi kita. 

DPRD     : (hening lagi)

Raul       :Sabtu Minggu libur. Berarti dalam setahun ada 104 hari. Libur Nasional dan cuti bersama mencapai 25 hari. Masa reses sebulan. Jadi sekitar 160 hari. Tambah yang 180 hari dinas dan kunjungan ke luar. Tinggal 15 hari, begitu? Cuma 15 hari di kantor masa ga bisa kompromi dengan kenyamanan sih, Pak?

DPRD     :Diem lu…!

*Kemudian hening

18 Mar 2015

Tak Semua Gatal Butuh Digaruk

Budaya ikut-ikutan adalah persoalan utama bagi sebuah kemajuan. Bagaimana mungkin jadi yang terdepan, jika melulu masih jadi pihak yang ikut-ikutan. Padahal sudah pasti bahwa yang yang ikut itu tempatnya di belakang, tidak di depan. Jadi jika masih suka ikut-ikutan, tak perlu berharap jadi yang terdepan.

Budaya ikut-ikutan terjadi karena satu hal: ketidaktahuan. Ketidaktahuan terjadi karena kebodohan. Jadi akar dari persoalan sebuah kehendak untuk maju adalah faktor kebodohan.
Kaka Slank itu pengemarnya banyak. Acara konser bergenre apa saja selalu dimeriahkan dengan bendera dan atribut para Slankers. Tapi karena kebodohannya, akhirnya disomasi, kan?

Banyak pengikut, tapi masih suka ikut-ikutan. Betapa bodohnya orang ini. Padahal sedari awal saya sudah ingatkan. Jangan ikut-ikutan ‪#‎SaveHajiLulung‬. Andai saja saat itu dia baca status Facebook saya, hehehe….!

Biasakanlah berpikir beda, agar tercipta proses dan hasil yang juga berbeda. 2 hari #SaveHajiLulung merajai dunia Twitter menegaskan betapa budaya ikut-ikutan bangsa kita terlalu sulit untuk dikendalikan. Satu acara TV buat acara lawak saling hina, tipi-tipi lainnya ikutan. Tipi ini temukan spesies masa depan: serigala yang ganteng, tipi lainnya tak mau kalah. Maka mereka tidak saja telah berhasil menemukan Kambing yang genit, tapi juga ada Monyet yang cantik, hahaha….!

Jurnalis, kalangan yang kita anggap lebih terdidik dan terpelajar juga tak kalah bodohnya. Tanpa berpikir akan mempermalukan bangsa, mereka berlomba siarkan antrian panjang masyarkat antri BBM, demi menghemat seribu dua ribu saja, saat harga BBM dinaikkan. Ada yang beritakan seorang warga dipenjara karena nge-charge HP tanpa ijin, tipi-tipi lain ikut-ikutan menyiarkannya pula. Ada yang mati saat antri zakat, pingsan dalam antrian pengambilan BLT dan kasus-kasus remeh namun memalukan lainnya tetap saja jadi properti siaran mereka, tak peduli nama baik bangsa jadi taruhannya. Apa jadinya bila bangsa lain melihat berita-berita memalukan begitu?

Wartawan, jurnalis itu orang kuliahan semua. Mereka sudah terlatih membaca, analisa dan mengolah data. Mestinya mereka sudah terbiasa pula untuk berpikir beda, bukan? Mestinya merekalah jadi pihak terdepan, jauh dari budaya ikut-ikutan.

Tapi memang beginilah faktanya. Mahasiswa, generasi Halo Selebriti yang tak pernah lagi belajar PMP dan PPKN, karena sudah dihapus, kan? Tak mengerti aturan, hukum maupun UU. Tak tahu apa beda dan tugas-tugasnya eksekutif dan legislatif. Dalam ketidaktahuan itulah mereka jadi sok tahu, sebab gengsi menuntutnya begitu. Karena itulah pula mereka lebih suka tampil di tipi, memberi tepukan aplaus terhadap lawakan-lawakan salinghina dan aniaya, ketimbang mengkritisi, kenapa anggaran rutin dari negera untuk MUI distop pemerintahan Jokowi. Kenapa negara mesti mengeluarkan biaya ratusan juta tiap bulan bagi orang-orang yang tidak bekerja seperti di Lembaga Sensor dan KPI. 

Mereka pulalah yang akhirnya ikut-ikutan Save KPK, Sav Ahok padahal tak paham aturan, hukum dan UU. Itu bodoh. Bully Menteri Tejo, Hakim Sarpin, Haji Lulung tanpa tahu inti persoalannya. Itu bodoh. Sama dengan bodohnya buruh yang ikut-ikutan demo, anarkis, tanpa membayangkan sama sekali ademnya suasana dalam ruang perundingan antara wakil-wakil mereka, dan pihak pengusaha.

Kaka Slank, walau saya tak mengerti pendidikannya, mestinya usia , lingkungan pergaulan dan pengalaman hidup telah banyak mengajarkannya kebijaksanaan. Berpikir sebelum bertindak. Sebab tak semua gatal butuh digaruk, hahaha…!

*Tuh, kan! Gatal garuk lagi, hahaha…!

12 Mar 2015

Rekreasi Otak



Bagi Para Penggaruk, yang selalu update tulisan Rekreasi Hati pasti paham bahwa saya selalu punya ide dan pandangan-pandangan yang beda dari yang yang lain. Bahkan buku Rekreasi Hati punya setidaknya 5 ide inti, ide BESAR yang sama sekali saya yakin belum pernah didengar orang, hahaha…! Bukan sembarang ide lho, karena jika salah satunya saja bisa diterima dan atau diaplikasikan pihak pemerintah atau yang berwenang, Rekreasi Hati akan jadi buku bersejarah, paling terkenal dan diburu sepanjang masa di Indonesia, haha…! Apalagi jika semuanya bisa diwujudkan, aamiin…!

Beberapa teman pernah bertanya, dari mana saya bisa punya ide-ide atau pandangan ganjil yang bertentangan dari yang lain.  Orang-orang begitu mengagungkan Garuda, saya malah anjurkan agar dia dilengserkan sebagai lambang negara. Orang-orang mengutuk kontestan balap liar, dan seperti tak punya empati kala mereka celaka dan mati, ehh… saya malah yakin bahwa mereka mati syahid, hahaha…! Ga percaya, kan? Makanya beli Rekreasi Hati, hahaha…! 

Oke, cukup 2 saja bocorin ide besar Rekreasi Hati, hahaha…!

Saat orang berteriak-teriak Save KPK, saya malah minta agar KPK dibubarkan saja. Saat orang bully Hakim Sarpin saya malah membelanya. Pun begitu, saat Menteri Tedjo menyebut pembela KPK sebagai rakyat tak jelas saya bukan mengecemnya, malah membela dan mendukungnya. Walau dukung dan pilih Prabowo saat Pilpres kemaren, tapi saat dia proklamirkan KMP sebagai koalisi permanen, saya langsung nolak. 

2 Hari Haji Lulung jadi trending topik dunia di Twitter, saya malah kalem. Padahal biasanya salah satu cara saya menggaet follower adalah dengan berpartisipasi dalam setiap TT. 

Entahlah, tapi bisa jadi karena saya terbiasa dan terlatih untuk menganalisa data. Rekreasi Otak. Jangankan percaya pada berita apalagi isu dan gossip, bahkan jika disodorkan fakta matematika pun syahwat ingin bukti saya selalu terangsang. Saya takkan percaya bahwa TIGA+TIGA=ENAM sebelum saya coba buktikan sendiri. 


































Maka saya coba ganti setiap huruf T jadi angka 3. I jadi 5. G jadi 4. A jadi 9. E jadi 7. N jadi 0 dan M jadi 8. Akhirnya saya temukan bahwa TIGA+TIGA=ENAM, sebab 3549+3549=7098.
 







 








Karena suka menganalisa itulah maka saya jadi percaya bahwa SATU+SATU=TIGA. Sebab jika S=4, A=2, T=8, U=6, I=5, dan G=7 akan didapat persamaan 4286+4386=8572, hahaha…!

 Selamat Pagi....!

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...