Rasulullah pernah mengabarkan bahwa
nanti di akhir zaman umat Islam akan terbelah pecah menjadi 73 golongan. Seluruhnya
masuk neraka, kecuali satu golongan, yaitu:
“Yang mengikutiku dan para sahabatku
(HR Tarmidzi)
Belakangan Indonesia sedang heboh
dengan Syiah, JIL, JIN dan sebagainya. Tapi walau secara sadar kita berani
klaim bahwa kita bukanlah satu diantara mereka, beranikah kita menganggap masih
sebagai pengikut Rasulullah dan para sahabatnya itu…?
Sangat banyak praktek amal ibadah kita
yang sudah melenceng jauh dari ajaran Rasulullah. Penghormatan berlebihan
terhadap leluhur, fanatisme terhadap budaya dan tradisi bahkan mengancam umat
Islam terperosok dalam prilaku dosa tak berampun: syirik. Lainnya: prilaku
bidah yang juga mengancam identitas ke-Islaman kita.
Islam adalah agama yang logis. Seluruh
persoalan bisa dijawab dengan penjelasan logis. Itulah kenapa dalam berbagai
forum debat keagamaan Islam selalu menang (saya belum pernah tahu Islam pernah
kalah debat agama). Perintah ‘afala ta’qilun’ atau afala tatafakkarun adalah
termasuk yang paling banyak disebut dalam Al-Qur’an. Perintah untuk berfikir
dan menggunakan akal.
Dengan berfikir dan menggunakan akal
lah kita akan mampu terhindar dari soal-soal berupa bidah. Sebab selaku amalan
tersebut masih bisa diperdebatkan, sudah pasti itulah bidah. Doa bersama dan
kadang malah gunakan microphone setelah sholat berjamaah itu jelas sangat
menganggu kekhusyukan ma’mum yang datang terlambat.
Dimana penjelasan logisnya buang sial
dengan cara buang-buang makanan masuk laut?
Seluruh amalan terhenti kecuali sedekah
jariah, doa anak yang saleh, ilmu yang bermanfaat. Jadi apa pentingnya tahlilan
mendoakan arwah si Anu…?
Yasinan saling balap adu cepat bacaan
antara imam dan jemaahnya? Masihkan bacaan yassin dengan cara balap begitu sesuai
dengan dengan kaidah baca Al-Qur’an? Tajwid, makhraj hurufnya masih benar…?
"Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS. Al-Maidah:3)
Abu Bakar ra saja menangis kala
mendengar ayat ini turun.
“Islam sempurna berarti tugas Muhammad
SAW di dunia selesai sudah”, begitu pikirnya.
Artinya adalah, bahwa dengan telah
sempurnanya Islam, maka tak perlu disempurnakan lagi dengan hal-hal bidah. Berlaku
bid’ah berarti mengingkari surat Al-Maidah ayat 3 tersebut. Dan sebutan
terhadap orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dalam Al-Qur’an adalah kafir.
Apakah kita sudah aman dari berlaku bid’ah….? Jika tidak, berarti kita adalah
termasuk kafir, bukan…?
Astaghfirullahaladziim….!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar