Halaman

23 Jun 2016

Berkah Ramadhan


Tahun Monyet Api ini ternyata tahun yang amat kelabu. Banyaknya kita ditinggal mati para legenda seperti Johan Cruyff (sepakbola), Deddy Dores (musik) dan Muhammad Ali (tinju) termasuk meninggalnya Icha Uttaran tentunya. Dan kemungkinan belum berhenti, sebab kabarnya selepas Idul Fitri legenda narkoba Freddy Budiman juga akan dieksekusi mati.  

Bagi saya pribadi juga banyak hal menyedihkan terjadi tahun ini. Arsenal gagal juara Liga Inggris. Belanda gagal lolos ke Piala Eropa. Tomas Rosicky, pemain favorit terakhir saya tak diperpanjang kontraknya. Setelah cedera dari ujung musim lalu, cuma bermain 19 menit untuk Arsenal musim ini, dan cedera lagi sampai kontraknya habis. Beruntung masih dipercaya pelatih timnas dan perkuat Ceko di Piala Eropa. Baru main ke 2, ehh cedera lagi, dan Piala Eropa pun selesai lebih cepat baginya, hiiiiks…!

Tapi Ramadhan memang bulan penuh hikmah. Tidak saja buat Habiburrahman yang ‘dipastikan’ gagal loncat dari Monas, tapi juga buat saya dan kita semua, Para Penggaruk. Walau hambarnya masih berasa, tapi Dian sudah kembali bersama kita, hahahaha…!
Sejak akhir 2015 materi Rekreasi Hati 2 sudah rampung saya susun dan macet di urusan cover. Dan ini semua tentang Dian. Padahal sudah belasan orang yang menagih versi ke-2 nya, hiiiks. Ada yang menganjurkan cover tanpa model, jelas timpang dengan versi pertama. Versi pertama diganti bagaimana dengan yang sudah terlanjur berredar? Tanggapan fans dan Para Penggaruk? Hahahaha….!

Sebetulnya di awal Februari silam saya sempat ‘terusik’ dengan poto seorang teman yang saya yakin sangat cocok sebagai cover. Poto yang tak menampakkan muka, tapi saya tahu benar peng-uploadnya. Dan itulah persoalannya. Berbulan-bulan saya menunggu, berharap ada teman lain yang punya poto yang lebih baik lagi. Bukan karena poto teman tadi tidak baik. Saya sendiri bilang kan, bahwa potonya itu sangat cocok. Versi saya malah 100%. Sempurna. Persoalannya adalah saya tak ingin menggunakannya. Saya tak ingin dia, begitu saja…

Tapi begitulah, Ramadhan memang bulan penuh berkah. Suatu malam saya minta adik saya yang di Jakarta agar membawa oleh-oleh ke kampung barang sepuluhan eksemplar Rekreasi Hati. Malah diprotes kenapa tak dibuat yang ke-2 saja. Dia orang kesekian yang bertanya serupa. Saya kehabisan akal. Berharap terhadap Dian terlalu modus, hahaha…! 

Tak ada jalan lain. Setelah dipendam berbulan-bulan akhirnya saya pun minta restu teman yang punya poto. Dan sesuai dugaan saya, dia memang bersedia. Rekreasi Hati 2 berjodoh dengannya, hahahaha….!

Alhamdulillah…! 

Mari optimis. Tahun Monyet Api berarti tahunnya Para Penggaruk On Fire, hahaha…! #Pray4RekreasiHati2

18 Jun 2016

Onomatopoeia Ramadhan



Si Yel: kwkwkw...!
Lia: kwakwakwak...!
Roni: behahaha...!
Neneng: qiqiqi...!
Aini: kahkahkah...!
Kalian...?

Onomatopoeia (penulisan bunyi) sesuatu di suatu negara atau daerah memang bisa saja berbeda dengan negara atau daerah lainnya. Penulisan bunyi petir di Jepang dan di Indonesia tidaklah sama. Pun begitu dengan banyak kasus lainnya. Di kampung saya meneriakkan ‘kruuun…kruuun’, adalah cara memanggil ayam untuk berkumpul atau pulang ke kandang misalnya. Tapi kata si Yuyun kalau di Batam manggilnya mesti, ‘kerrr…kerrr’…! Haha…!

Tapi ada satu hal yang sangat mengusik saya belakangan ini. Perselisihan pendapat tentang penulisan yang benar itu ‘Insya Allah’ atau ‘Insha Allah’. Sebetulnya ini bukan masalah serius jika cuma soal penulisan bunyinya. Tak ada yang benar atau salah sepanjang yang bersangkutan konsisten terhadapnya. Konsisten terhadap bahwa jika hurufnya ini penulisannya begini. Its not a big problem.

Tapi akan segera menjadi masalah besar yang bisa menyesatkan suatu bangsa jika prinsip individu begitu dicampur adukkan dengan prinsip umum. Karena jika yang benar menurut mereka adalah Insha Allah ini akan bertabrakan dengan konsesus yang selama ini kita sepakati sebagai shalat. Maka jika ingin menggunakan kata ‘Insha Allah’, sebagai pengganti ‘Insya Allah’, gunakan juga kata ‘syalat’ mengganti kata ‘shalat, sebab sha dan sya adalah 2 huruf yang berbeda, PAHAAAM…!

Ketika ‘Insya Allah’ ini booming sekitar setahun dua belakangan ini saya sempat heran, dari mana munculnya persoalan ini. Dan bulan Ramadhan ini saya makin meyakini bahwa ini adalah suatu proyek untuk mengacaukan pengetahuan tentang Bahasa Arab, bahasa kitab suci kita umat Islam: Al-Quran. Kenapa? Karena selama Ramadhan ini saya perhatikan SELURUH TIVI menuliskan kata ‘Ramadan’, bukan ‘Ramadhan’ seperti yang kita ketahui biasanya. Huruf Da dan Dha dalam bahasa Arab itu adalah 2 huruf yang berbeda sangat jauh.

Saya telah amati sejak sebelum Ramadhan, saat mereka gencar-gencarnya promo program-program Ramadhannya. Ini tentu mesti kita waspadai serius. Umat tidak lagi sekedar dibuat bingung membedakan yang ini dengan yang itu, tapi juga sudah dibuat keliru dengan menganti yang ini dengan yang itu. Al-Quran sebagai pedoman hidup umat Islam memang takkan bisa mereka otak-atik karena Allah sendiri yang akan menjaga kemurniaannya. Itulah kenapa konspirator ini memutar-mutar bahasa Arab agar kita bingung dan jauh darinya yang tentu saja berujung dengan menjauhnya umat dari Al-Quran.

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...