Halaman

3 Okt 2016

Imajinasi Debat

Sekolah jenis STM tentu saja mayoritas berisi para cowok. Maka begitu dalam sebuah grup alumni, entah itu grup Facebook, BBM ataupun WA dan lainnya ada teman cewek, dan bahkan guru cewek yang mestinya dilindungi malah diperolok-olok dengan begitu gempitanya. Rahasia para cowok, seuzur apapun jika sudah berkumpul dengan sesame genk adalah bicara soal wanita. Makin seru bila ceweknya tersedia pula. Positif, bakal jadi korban diolok-olok belaka.

Sebagai lelaki macho dan berzodiak Pisces pula (?) saya merasa terpanggil untuk membela. Cewek way! Apalagi walau sudah veteran, jejak-jejak kecantikan silam mereka masih menancap tajam di benak saya, hahaha…!

Maka sebagai orang yang mengaku hebat itulah masa di mana saya sangat ingin mengatai mereka, orang-orang yang saya anggap sok hebat. Sok hebat, karena mereka merasa layak melecehkan orang lain. Ingin sekali saya menulis misalnya, “banyak sekali ya orang-orang hebat di sini”, dan atau sejenisnya begitulah.

Bayangan saya, mereka-mereka yang saya anggap sok hebat itu akan tersinggung dan balik balas menyindir saya yang memang mengaku hebat. Lah, nama saya kan memang Siraul Nan Ebat, hahaha…!

Perdebatan antara orang-orang hebat beneran memang menarik. Tapi perdebatan antara orang-orang sok hebat dengan yang mengaku hebat juga tak kalah seru. Sebagai yang mengaku hebat saya tentu takkan kehilangan akal untuk mendebat balik mereka. Dan sebagai orang-orang yang sok hebat, tentu saja mereka juga takkan menyerah begitu saja mendebat saya. Maka bisa diduga perdebatan bakal terjadi panjang.

Sampai mungkin pada suatu masa karena peserta debatnya memang sudah saling mengenal lama, beberapa mungkin akan menyadari bahwa tak ada gunanya mendebat saya yang mengaku hebat ini.

“Percuma berdebat dengan Siraul ini. Orangnya tak mau kalah!”, begitu kira-kira pikir sebahagian dari mereka.

Mereka itulah akhirnya yang undur diri dari debat. Sementara yang lain tetap lanjutkan debatnya. Melihat ada yang ‘menyerah kalah’ tentu saja saya makin bersemangat dan melayani peserta debat lainnya, sampai entah duluan mana: Kiamat, Sidang Kopi Sianida atau perdebatan kami?

Hingga akhirnya saya pun tersadar. Ini sangat rumit dan melelahkan. Maka saya putuskan saja: saya tak jadi menulisnya…!

3 komentar:

  1. Untung aja daku cewek penyendiri, jadi tak masuk ke grup cowok2 jahil, kalau masuk pasti kena colek. Seyem. Mana Bu guru juga kena. Ngerrriiiiii lah kakak2 kelas neh.. :D

    BalasHapus
  2. Grup WA. Males banget akhirnya ikutan chat, hiiiiks...!

    BalasHapus
  3. Para cowok di grup itu sudah pada jadi bapak2, kan?
    Daku tambah takut, ngeri-ngeri tak sedap tuuhh, #Eh .. XiXiXi

    BalasHapus

Seri Komplotan

Seri Komplotan mungkin serial karya Enid Blyton yang paling tidak populer di Indonesia. Meski cuma terdiri dari 6 judul, tapi inilah karya s...