Saya yakin bisa mengentaskan kebodohan di Indonesia. Saya mengerti cara pelaksanaannya. Sayangnya itu semata keyakinan saya sendiri. Tak ada yang memberi saya kepercayaan untuk melakukannya. Saya tak bisa berbuat apa-apa karena saya bukanlah siapa-siapa. Saya bukan menteri yang mengurus dunia pendidikan.
Saya tahu cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat, petani, nelayan, pedagang dan sebagainya. Saya bisa buat Indonesia berswasembada pangan, jadi negara eksportir hasil alam, ikan dan lainnya. Sayangnya saya bukanlah menteri pertanian, perikanan atau menteri perdagangan. Saya bukan siapa-siapa, maka tak bisa berbuat apa-apa.
Saya yakin mampu membereskan kekacauan dunia hukum Indonesia. Saya punya sistim oemberantasan korupsi, narkoba aneka jenis laku kriminal dan pelanggaran hukum serta perbaikan moral aparat. Sayangnya saya tak punya kewenangan untuk melakukannya, sebab nyatanya saya bukanlah siapa-siapa.
BUMN kita mestinya tak cuma sekedar sebagai broker atau calo. Kita mestinya bisa mengolah dan mengelola hasil alam sendiri. Ribuan sarjana teknik dan pertambangan diwisuda tiap tahunnya. Kita punya banyak SDM untuk mengelola kekayaan SDA yang kita punya. Jika dipercaya sebagai menteri ESDM misalnya, saya akan jadikan BBM, gas, listrik, air dan sejenisnya gratis bagi rakyat. Itu semua sangat mungkin. Tapi apa daya? Saya bukanlah siapa-siapa. Maka sayapun tak bisa berbuat apa-apa.
Jika saya adalah Menkominfo, tak bakal ada film miskin kualitas di Indonesia. Tak bakal ada program dan siaran TV bermuatan pembodohan. Tak bakal eksis itu para pelawak tapi tak lucu, penyanyi-penyanyi norak dan kampungan. Tak bakal ada berita-berita bohong, spin, hoax dan fitnah. Sayangnya, saya bukanlah siapa-siapa dan tak bisa berbiat apa-apa.
Mungkin sebab itulah saya kecil dulu bercita-cita jadi presiden, walau awalnya mungkin cuma karena jadi presiden itu kedengarannya keren. Berikutnya saya tahu bahwa jadi presiden itu kerennya ternyata beneran, hahaha...!
"Presiden adalah orang nomor 1", begitu pikir saya kala itu.
Tapi saat menulis ini saya jadi ragu, benarkah begitu? Semua menteri dan setingkatnya adalah bawahannya. Presiden tinggal perintahkan, maka pasti dilaksanakan. Beliau kan orang nomor 1? Atau saya keliru? Melihat kondisi Indonesia saat ini saya kok jadi ragu ya? Jangan-jangan beliau juga bukan siapa-siapa, makanya tak bisa berbuat apa-apa...?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar