Halaman

1 Sep 2017

Menua Tanpa Berkarat

Riset terbaru saya, ternyata seorang penulis itu sering menulis, hahaha...!

Pernah terbayang bila JK Rowling buntu ide saat menulis Harry Potter? Oke, terus terang saya bukan pembaca buku ataupun penonton filmnya. Saya akan beri contoh lain. Bagaimana nasib Wiro Sableng begitu ditinggal Bastian Tito? Saya tahu ada yang coba melanjutkan kisahnya dan kemudian mematikan Wiro Sableng di buku ke-5 karena merasa terlalu hormat terhadap Bastian Tito, sang penulis. Dia butuh lima buku lanjutan untuk menyelesaikan komplitnya konflik sejarah Wiro Sableng. Tapi karena saya juga belum membacanya, saya juva tak punya kompetensi untuk menilainya, hahaha...!

Tapi saya tetap merasakan ada kepingan yang hilang, begitu Lima Sekawan ditinggal Enid Blyton dan dilanjutkan walau dengan gemilang oleh Claude Voiller. Cinta Fitri awal (session 1-3) karya Hilman Lupus jelas sekali terasa bedanya ketika dilanjutkan oleh penerusnya yang entah siapa, hahaha...! 

Duh, kok kamparasinya sama Cinta Fitri yaa? Hiiiks...? Tapi karena saya juga tak utuh menontonnya, (bukan pencitraan) kita bicarakan inti pokoknya sajalah.

Pernah terpikir apa yang terjadi ketika seorang Jupiter Jones kehilangan kemampuan deduksinya? Trio Detektif yang legendaris tersebut akan tua dengan cela. 

Saya sungguh takjub pada para profesional yang pekerjaannya sangat tergantung pada datangnya ide. Pelukis, penulis musik, film atau buku dan banyak lagi yang lainnya. Pelukis yang mampu membuat lukisan-lukisan bernilai tinggi. Penulis film-film box office, para pencipta lagu-lagu evergreen dan tentu saja penulis-penulis buku legendaris.

Saya punya teman yang begitu jago menulis lagu. Laiknya saya, dia juga belum terkenal, hahaha..! Kami hanya dikenal di lingkungan kami semata. Ini menyangkut idealisme semata. Jadi abaikan saja. Intinya, di mata kerabat dan teman dekat termasuk saya, dia itu jenius. Penulis lagu yang sangat berbakat.

Seperti saya juga yang diwanti-wanti agar segera 'mengamankan' karya saya, dia pun begitu pula. Persamaannya lagi, kami sama-sama ogah memproteksi karya kami, walau dengan alasan yang berbeda. Tapi intinya kami sama-sama tak mengkhawatirkan soal-soal seperti pembajakan.

"Bodo amat. Dicuri orang, bikin yang lain lagi", katanya enteng.

Sialan ini anak! Baginya sepertinya mudah saja menulis lagu. Begitu Rekreasi Hati pertama saya terbitkan, saya sendiri bingung apa bisa buat jilid kedua dan berikut-berikutnya dengan kualitas yang setara. Apa yang akan saya tulis lagi? Sepertinya semua ide telah tercurah di buku pertama. Itu adalah buku kumpulan pemikiran saya sejak 33 tahun yang lalu? Butuh berapa lama saya  kumpulkan ide-ide untuk buku-buku berikutnya?

Tapi nyatanya buku kedua saya jadi dan keren juga, hahaha...! Ternyata jawabnya saya temukan di novel Trio Detektif yang baru saja saya baca. Sayang, judulnya sudah lupa pula, hahaha...!

"Kita harus aktif terus, bila tak ingin berkarat" ~ Jupiter Jones.

Maka karena saya menulis, saya harus terus menulis, setidaknya saya menua tanpa berkarat, hahaha...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seri Komplotan

Seri Komplotan mungkin serial karya Enid Blyton yang paling tidak populer di Indonesia. Meski cuma terdiri dari 6 judul, tapi inilah karya s...