Halaman

4 Feb 2018

Guru Dari Masa Ke Masa

Di era Wiro Sableng silam betapa banyak sejarah yang menceritakan betapa agungnya kebesaran mereka yang berprofesi sebagai guru. Guru adalah pihak yang begitu dihormati dan diberi kehormatan yang sangat tinggi. Bakti terhadap guru adalah kewajiban yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Apapun titah sang Guru, wajib ditaati, tak peduli andai dia seorang Raja sekalipun. Maka ada pendekar yang dibenamkan dalam balok es sampai puluhan tahun. Ada bocah yang tak pernah tua, sebab dihukum berendam di sebuah danau selama hampir 120 tahun. Ada yang tak berani bergerak dari tempatnya selama bertahun-tahun ditinggal sang guru, entah karena dihukum sebab pipis salah tempat misalnya, atau tengah diamanatkan menjaga sesuatu benda, bahkan andai benda tersebut hanya berupa sebuah kain lap lusuh bekas ingus dan bau amis bekas  ompol sang eyang guru.

Soal bakti terhadap guru, manusia di era itu memang tiada bandingannya. Di perintah sang guru menempuh perjalanan ribuan kilometer dari bumi Andalas menuju tanah Jawa misalnya, akan mereka tempuh. Bahkan penjahat kelas kakap seperti Pangeran Matahari, kriminal terbesar saat itu menantang semua orang tanpa peduli siapa saja yang akan dihadapinya, hanya demi membela kehormatan sang guru yang telah dipermalukan tokoh-tokoh besar rimba persilatan.

Peradaban lahir karena pengetahuan. Dan guru adalah sumber ilmu. Melihat bakti murid terhadap guru kala itu, tak heran bila para pendekar dunia persilatan memiliki banyak kesaktian yang bahkan sulit diterima akal sehat kita. Sinergi murid dan guru menghasilkan sebuah kedigdayaan ilmu.

Sekarang masa itu telah lama berlalu. Wiro Sableng beserta generasinya telah punah. Perang otot ala mereka tak mampu menghadapi perang otak generasi penerusnya. Peradaban mereka telah dilindas oleh peradaban baru yang lebih canggih. Bermunculan para pendekar baru dengan persenjataan yang makin canggih. Ada Power Rangers, Ultraman atau Satria Baja Hitam dan lain sebagainya.

Tapi generasi mereka juga segera usai seiring makin berkembangnya peradaban dunia. Mereka takkan sanggup menghadapi para penjahat dengan teknologi yang terus makin berkembang. Suatu bangsa di dunia bisa dilenyapkan hanya misalnya dengan helikopter terbang malam sambil menyebarkan virus mematikan di suatu wilayah yang ditargetkan. Perang dunia semakin canggih, bila perlu manusia tak perlu terlibat langsung di dalamnya. Ada binatang yang diciptakan hanya untuk dijadikan penjahat. Begitupun dengan superheronya. Inilah eranya Superman, Batman, Spiderman dan sebagainya.

Tapi perkembangan kecanggihan teknologi tersebut juga diikuti dengan makin banyaknya pengkhianatan terhadap ilmu pengetahuan. Dibunuhnya para ulama, bahkan ada murid yang membunuh gurunya sendirinya. Bencana apa yang tengah dihadapi sebuah peradaban yang lebih besar, ketika sumber pengetahuan malah dibunuh bahkan oleh muridnya sendiri?

Maka benarlah seperti apa yang telah disampaikan Rasulullah SAW bahwa salah satu tanda kiamat akan datang adalah dengan hilangnya ilmu dan menyebarnya kebodohan.

Tentang Jodoh, Isi Kepala dan Agama Kita

Tadi malam saya nonton acara Kuis Family 100 di GTV. Pesertanya adalah para penyanyi dangdut. Jujur, saya cuma mengenal satu orang diantaranya, Pamela Safitri. Dilihat dari tampilannya, dugaan saya mereka semua adalah penyanyi dangdut koplo, yang goyangnya binal menggeletar seperti cacing disiram bensin, macam orang mabuk. Imajinasikan sajalah sendiri.

Kesimpulan pertama saya adalah karir mereka murni karena tampilan fisik yang merangsang belaka, isi kepala hampa. Banyak diantara mereka tadi yang bahkan tidak mengerti pertanyaan yang diajukan Omesh, host acara kuisnya.
Saya cuma menonton satu segment. Itupun karena tertarik dengan persoalan yang sedang dibahas. Pertanyaannya adalah, hal menarik apa yang disampaikan seseorang saat menjodoh-jodohkan temannya?

Saya lupa entah berapa putaran tadi. Tapi rata-rata memberikan jawaban ngawur. Saking hampanya isi kepala mereka, saya duga andai free sex dilegalkan di Indonesia harga tubuh mereka takkan lebih dari sepasang sandal jepit yang dipakai sebagai properti pencitraan Jokowi. Itupun mungkin masih dapat bonus sebiji sabun mandi, hahaha...!

Tapi yang lebih menyedihkan saya adalah data hasil survey yang dijadikan pertanyaan. Berikut list jawaban responden,

1. Baik Hati
2. Cantik/Ganteng
3. Kaya
4. Hobi Yang Sama
5. Jomblo
6. Setia
7. Pekerjaan

Bila metode surveynya sesuai dengan kaidah-kaidah sebuah riset ilmiah, data ini sungguh mengerikan. Inilah sebetulnya gambaran pasangan ideal menurut rakyat Indonesia. Saya tadi berpikiran list di urutan pertama 'sudah tepat'. Memang begitulah rata-rata pikiran kita jika sedang membicarakan pasangan idaman.

Tapi saya kaget begitu melihat hasil surveynya. Setelah semua dapat giliran, ada 2 jawaban yang belum terisi, yaitu nomor 4 dan nomor 7. Prediksi awal jawaban saya adalah,

1. Cantik/ganteng
2. Alim
3. Setia
4. Orangnya baik
5. Mapan
6. Pintar
7. Humoris

Itu dugaan saya soal isi kepala orang Indonesia. Ohya, cuma mau kasih tau Rani, selain mapan, 6 kriteria lainnya ada pada diri abang, Ran! Suer, bukan pencitraan, hahaha...!

Jawaban ideal tentu seperti yang diperintahkan Rasulullah SAW. Alim, baik dan dari keturunan yang baik-baik, mapan dan terakhir cantik atau ganteng. Tapi saat diberi sampai 7 pilihan, tanpa ada yang berpikiran tentang kualitas beragama, ini kan mencemaskan? Jangan-jangan kita rakyat Indoneaia ini memang telah begitu jauh dari agamanya?

Duhh...!

3 Feb 2018

Tombol Surga

Ada poto-poto cantik gerhana, klik LIKE dan tulis AAMIIN. Ada poto asap knalpot membentuk lafaz Allah, klik LIKE dan tulis AAMIIN. Ada poto pohon yang seperti orang sedang sholat, klik LIKE dan tulis AAMIIN. Betapa rindunya generasi muda Islam akan berkah dari ciptaan Allah SWT.

Segenap fenomena alam atau apapun yang terjadi di dunia ini adalah bukti keagungan Allah SWT. Terhadap itu kita diperintahkan untuk mengingatNYA dan memuji kebesaranNYA. Kebesaran Allah SWT, bukan kebesaran ciptaanNYA tersebut.

Sungguh mengharukan melihat betapa rindunya kaum muda Islam akan surga. Postingan akun pengemis LIKE dan tulis AAMIIN ini bisa mencapai bahkan puluhan ribu share. Bahkan Facebook seluler saya tak sanggup membaca keseluruhan puluhan ribu komentar yang jika saya baca acak di mana saja bunyinya AAMIIN semua. Bahkan saat dibuka di versi desktop koneksi lelet, Facebook saya jadi hang, sebab jumlah angka atensi LIKE dan komentar AAMIINnya selalu naik tiap detiknya. Luar biasa!

Tapi itu sekaligus mengabarkan betapa telah sangat rusaknya aqidah generasi muda Islam. Berharap surga hanya dengan klik LIKE atau tulis AAMIIN? Ohh, betapa mudahnya!

Baik amat ya, si Mark Zuckenberg menyediakan kunci surga bagi penduduk Facebook? Mudah-mudahan dengan kebaikannya ini si kafir Mark juga telah amankan kunci surga buat dirinya sendiri ya? Duhh, generasi muda Islam kok malu-maluin begini sih?

Yakin, minta rejeki ramah, ke Mekah mudah dan sebagainya dihadapan gambar dan poto-poto tersebut bakal dikabulkan Allah SWT? Bisa jadi, Allah Maha Berkehendak! Tapi yakin bakal masuk surga? Yang pasti syirik itu dosa tanpa ampunan. Dan setiap yang berdosa tempatnya adalah neraka, bukan surga.

Astagfirullahaladziim...!

2 Feb 2018

Jualan Kok Songong?

Menjual produk kecantikan itu (mestinya) mudah. Bahkan mudah sekali, ketimbang menjual barang grosiran atau produk rumahan.

Ada yang paham hubungan gerombolan pemuda yang bersusah payah menyelamatkan sebuah koin 500an agar bisa membayar tagihan di warung makan seorang gadis kampung dengan rokok Sampoerna Hijau Asyiknya Rame-Rame? Apa kaitan nyali dan keberanian dengan Extra Joss? Atau bagaimana penjelasan ilmiahnya aKU jadi TAU apa YANG KAU MAU hanya dengan minum Sprite?

Seluruh narasi iklan tersebut sama sekali 'tak ada kaitannya' dengan produk yang diiklankan. Yang punya produk sepertinya membuat iklan sesuka hati mereka. Yang penting iklannya disukai orang. Nyambung atau tidak dengan produk yang hendak dipasarkan terserah. Kenapa? Karena mereka telah punya brand. Tak penting apa yang disampaikan, yang penting adalah yang menyampaikan. Bagaimanapun bunyinya orang telah tahu itu rokok, Ektra Joss atau Sprite.

Maka saya sangat prihatin melihat masih saja ada teman pejuang rejeki online yang songong, sombong, angkuh, arogan, egois dan terus aja semuanya, tambahkan sesukanya.

"Mbak, kok ngiklan terus, sih?

Ini teman sebetulnya wajib diberi ucapan terimakasih, diberi apresiasi karena banyak hal. Pertama karena dia sabar atas gangguan-gangguan postinganmu yang memenuhi laman timelinenya. Berikutnya karena kamu tak diblokir sebab masih menghargai hubungan pertemanannya. Bahkan kamu juga belum diunfoll, walau bisa jadi postingan-postingan itu terus mangganggu, menguras bandwith dan kuota internetnya. Selanjutnya, karena dia bersedia mengingatkanmu. Ini yang paling utama.

Dia mencium potensi bahaya dari kelemahan dan ketidaktahuanmu.

"Yang like atau komen kok dikit, bahkan ga ada, mbak?".

Ehh, karena songong malah dijawab,

"Yang serius langsung nginbox, Sis! Hehehe...!".

Kalau saya tak seperti sang teman, ini orang sudah lama hilang dari TL saya. Jika dia kenalan di dunia nyata, mungkin sekedar saya unfoll. Tapi jika cuma kenal di Facebook saja, langsung dibuang dari list pertemanan. Sayangnya, saya bukan orang seperti itu, hehehe...! Jangankan untuk unfoll, unfriend bahkan siapa saja yang add pasti saya terima (list kuota masih banyak).

Itu yakin? Cek lagi deh! Siapa saja orang-orang yang masih suka like atau komen? Orangnya yang itu-itu aja, kan? Sori, demi teman walau entah siapa, sejak lama untuk soal ini saya telah lakukan riset alakadarnya.

Kuota pertemanan full, tapi yang beri atensi cuma 1 atau 2 orang, bahkan sering hampa? Yakin itu karena mereka tak serius? Bukan karena postinganmu tak pernah tampil lagi di beranda mereka? 

Jualan online, apalagi produk kosmetik/kecantikan itu mudah, sebab brandnya sudah ada. Kamu bisa asal posting apa saja, sebab yang penting itu siapa yang mengatakannya, bukan apa yang dikatakannya?

Saya tak percaya dengan makan Pop Mie akan dikerubuti oleh cewek-cewek dari Hongkong. Tapi karena yang mengatakannya Pop Mie, saya mengerti apa yang dimaksudnya. Mana ada yang percaya Rekreasi Hati buku bacaan favorit Jon Bon Jovi? Tapi karena yang mengiklankannya adalah Siraul Nan Ebat, orang-orang pun paham apa yang dimaksudnya, wkwkwk...!

Dulu saya sering mengingatkan teman-teman pedagang online seperti ini. Tak jarang malah saya beri saran,

"Bro, Sist! Kalau mau jualan post-nya diset publik aja. Kalaupun aku tak beli, tapi beri like, postinganmu muncul juga di beranda temanku, walau dia tak berteman denganmu".

Tapi sekarang Facebook makin menyebalkan. Saya jelas lebih butuh postingan-postingan keren teman-teman yang lainnya, ketimbang (maaf) sampah-sampahmu itu. Yang jualan mohon jangan egoislah! Itu TAKKAN membuatmu jadi lebih baik. Yakin produkmu bakal makin diminati hanya karena banyak iklan? Orang sudah tahu yang kamu jual. Menjelaskan yang sudah jelas itu bukan memperjelas, tapi mengaburkan. Percayalah, semakin banyak iklanmu justru semakin menjelaskan mutu produkmu. Semakin banyak iklanmu, makin rusak brand produkmu. Semakin banyak iklanmu, semakin kotor rumahku, mengerti kan?

"Lho, aku ngiklan di wall sendiri kok?".

Tuh, songong, kan?

1 Feb 2018

Puisi Tantangan

Di TL Facebook saya nongol postingan tantangan menulis puisi selama 7 hari berturut-turut dari seorang penulis. Temanya mesti tentang cinta, rindu atau kenangan tapi tanpa menyertakan ketiga kata tersebut. Saya baru membacanya, ternyata telah memasuki hari ke-4. Dulu jaman sekolah saya ahlinya buat pantun lucu nan memorable. Sampai hampir 20 sekarang, jika guru bahasa Indonesia saya ditanyai, saya yakin dia masih hapal bunyi, setidaknya 1 bait dari pantun legendaris saya itu, hehehe...!

Tapi itu kan pantun. Cuma buat lucu-lucuan pula. Saya mau coba ahh, tes nulis puisi. Instan nih...!

Ohh, Kau!
Mari kita pergi!
Kau dari situ, aku dari sini.
Terserahlah mau kemana,
asal yang kita tuju sama.

Ayoo, jangan berhenti!
Majulah!
Masa depan itu di sini,
bukan di situ.
Capek? Kok menyerah?
Kok jadi lemah begini sih?
Duhh...

Ehh... ehh... mau kemana?
Kok pulang?
Maju itu ke depan,
bukan ke belakang.
Itu mundur namanya.
Gitu aja kok ga paham sih?

Ohh, gitu!
Oke lah!
Aku tunggu ya!
Tapi jangan lama-lama!
Nunggu kelamaan itu capek juga,
tau?

Dah...

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...