Di periode awal KBM, yakni di pertengahan tahun 80an ada seorang membernya yang rutin menulis sebuah cerbung berjudul Ipung. Ceritanya belum kelar, tapi keburu diminati penerbit. Maka jadilah Ipung 1 dengan ending yang masih menggantung. Penulisnya yang buntu ide kemudian hiatus, menghilang selama hampir 20 tahun.
Memasuki milenium baru beliau aktif lagi menyambung cerbungnya. Bayangkan rumitnya. Ipung generasi awal yang masih bersepeda ontel dan menggunakan telpon umum dilanjutkan pada era handphone kamera. Jadilah Ipung 2 yang disusul Ipung 3 yang dibuat utuh (lengkap dengan seri 1 dan 2) dengan judul 'Hidup Ini Keras, Maka Gebuklah!' pada jaman Android. Tapi tetap dengan ending menggantung, sebab menurut penulisnya Ipung akan dibuat sampai seri ke-7.
Saya bukan penikmat novel, tapi saya suka beli buku. 10an tahun terakhir sudah 500an judul buku yang saya beli. Segala jenis, tapi cuma 2 dari jenis novel, salah satunya tentu saja Ipung versi utuh tersebut di atas.
Apa istimewanya saya mengoleksi Ipung, padahal endingnya juga masih menggantung? Sebab seorang penulis novel yang hebat tidak cuma mengandalkan ending.
Selamat Malam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar