"Kapankah Nabi Muhammad SAW dilahirkan?" tanya Pak Ustadz.
Ada yang menjawab 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Ada pula yang menjawab 12 Rabiul Awal 571 Masehi. Dan kedua jawaban itu sebetulnya keliru.
Tahun Gajah hanya sekedar julukan, sebab pada tahun tersebut terjadi sebuah peristiwa penting. Pasukan bergajah Abrahah menyerang kota Mekah hendak menghancurkan Ka'bah. Ini seperti kita di Indonesia menyebut tahun 2019 sebagai tahun Pemilu atau tahun 1945 sebagai tahun Kemerdekaan. Orang Cina menyebut tahun 2016 sebagai tahun Monyet atau Siraul Nan Ebat menyebutnya sebagai Tahun Para Penggaruk.
Sementara jawaban 12 Rabiul Awal 571 Masehi juga tidak tepat. Ini menunjukkan ketidakkonsistenan kita umat Islam. Jika tanggal dan bulannya menggunakan kalender Hijriyah, kenapa tahunnya memakai Masehi?
Saya pernah menulis, membuktikan betapa jauh melesetnya perhitungan kalender Masehi dan betapa sempurnanya akurasi kalender Hijriyah. Tapi soal menetapkan waktu tepatnya kelahiran Nabi Muhammad SAW jelas tak mungkin sebab kalender Hijriyah baru dimulai setelah peristiwa hijrah.
12 Rabiul Awal 53 QH (Qobla Hijriyah)?
Yaa, tetap ga bisa, donk! Kan ga mungkin ada tanggalan dan nama bulannya sebelum tahunnya itu sendiri ada?
Yang paling mungkin adalah menyebut bahwa Nabi Muhammad SAW lahir 53 tahun sebelum peristiwa hijrah, walau dapat angka 53 itu sendiri pedomannya juga masih pakai hitungan Masehi. Tetap tidak konsisten? Itu salah satu bukti bahwa sebetulnya umat Islam 'tak perlu merayakan' Maulid Nabi☺
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar