Beberapa hari yang lalu saya ikut event menulis yang diselenggarakan seorang teman. Benar, selama ini saya ogah ikut-ikutan event menulis, yang biasanya berujung dengan diterbitkannya naskah-naskah terbaik menjadi buku fisik. Teman-teman tentu telah mengerti alasannya, bukan?
Tapi yang sekali ini beda. Ini cuma event for having fun, tanpa ada maksud untuk dibukukan. Apalagi tujuannya juga mulia, dakwah. Bukan dakwah biasa, sebab temanya terkait dengan momen spesial, Reuni Aksi Bela Islam 212 jilid II. Dan yang paling istimewanya lagi, saya berkesempatan memenangkan hadiah utama yang salah satunya adalah sepaket buku karya saya sendiri, hahaha....
Awalnya sekedar ingin berbagi buku Rekreasi Hati. Euforia (Reuni) Aksi Bela Islam benar-benar menggugah ghirah. Semua orang berlomba posting moment-moment yang mengetarkan jiwa seputaran peristiwa tersebut. Rugi sekali rasanya bila saya tak punya kontribusi apa-apa dalam mensyiarkannya.
Paket buku Rekreasi Hati saya sumbangkan sebagai salah satu hadiahnya. Tapi Mak, ehh Mbak Panitia meminta lebih. Saya diminta ikut sekalian sebagai peserta lomba. Okelah, hitung-hitung mencoba tantangan serius. Kali ini tulisan saya akan dinilai oleh juri. Oleh juri, sodara-sodara! Juri yang tentunya bukan orang sembarangan, yeeeeey!
Jujur saya gentar sebetulnya. Mbak penyelenggaranya terbilang cukup dihormati sebagai penulis. Kumpulan penulis keren ada dalam daftar dan jaringan pertemanannya. Langganan juara berbagai kompetisi menulis, primadonanya para penerbit dan sejenisnya. Bisa-bisa saya cuma hadir sebagai pelengkap kegembiraan mereka belaka.
Itu pun masih ditambah pula dengan kengerian pribadi. Seminggu sebelumnya keponakan saya, siswi kelas IX berhasil naik podium sebagai juara 3 kompetisi menulis remaja tingkat nasional. Apa jadinya bila saya, oom atau mamaknya (istilah Minang) ini ikutan kompetisi menulis iseng, cuma hadir sebagai juru sorak para kampiun belaka.
Tapi baiknya, itu pula yang menyemangati saya. Ini peluang unjuk pamer bahwa tulisan saya juga setara dengan karya mereka. Ini kesempatan untuk membuktikan koar-koar saya selama ini bahwa Rekreasi Hati saya terbitkan sendiri bukan karena tak layak terbit. Tulisan, ide dan pikiran saya terlalu berharga untuk diberi harga. Dan percaya atau tidak, sebelum pengumuman pemenang di grup keluarga saya sudah berani berkoar. Saya akan menang dan berhasil merebut hadiahnya, yakni buku karya saya sendiri, hahaha...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar