Naga Bonar : Naaaah! Apa kubilang? Kena juga Kau akhirnya kan, Lukman? Bengak, Kau!
Lukman : Bang, jangan keras-keras! Nanti didengar orang. Malulah aku, Bang!
Naga Bonar : Lukman! Aku dulu juga pencopet. Tapi aku tak mencopet milik rakyat. Yang kucopet itu dompet atau arloji punya Jepang. Sudah lupa Kau pesan Bang Pohan, hah? Jangan Kau curi uang rakyat! Rakyat ini sudah susah, masih Kau copet juga!
Lukman : Aku tak korupsi macam yang Abang pikir. Kalau memang ada, yaa laporkan saja!
Naga Bonar : Lah, itu yang dalam amplop di laci kantor, Kau?
Lukman : Itu honor selama Aku jadi menteri, Bang! Halal semua itu uangnya!
Naga Bonar : Aku tidak bodoh, Lukman! Sejak kapan gaji menteri dibayar pakai Dollar, hah?
Lukman : (diam)
Naga Bonar : Kau ini memang bengak, Lukman! Sudah berapa kali kuperintahkan Kau mundur? Tapi Kau bilang jabatan itu amanah. Kusuruh Kau dagang beras lagi, Kau malah dagang jabatan. Sekarang, mati lah, Kau!
Lukman : Aku belum tersangka, Bang! Masih sebagai saksi. Diperiksa juga belum!
Naga Bonar : Kalau sudah hamil, itu tandanya mau beranak, Lukman! Paham, Kau? Bahhh...!
Lukman : Ehh, sudah pandai cakapnya, Abang sekarang?
Naga Bonar : Aku serius, Lukman! Bangkit nanti malaria Kau dalam penjara, Bengak!
Hening sesaat ....
Naga Bonar : Sudah Kau siapkan tempat tidurnya?
Lukman : Hah? Tempat tidur? Abang mau menikah? Jadi pengganti kak Kirana sudah ada, Bang? Siapa?
Naga Bonar : Bukan tempat tidur buat aku, Lukmaaaan! Tak ada yang bisa menggantikan Mak Si Bonaga itu di hatiku.
Lukman : Jadi, tempat tidurnya buat apa?
Naga Bonar : Yaa, buat Kau tidur dalam penjara lah, Bahhh! Ya Allah, bengak kali lah kawan kau ini, Bujaaaaaaang! Haaaaah!
*tamat
Lukman : Bang, jangan keras-keras! Nanti didengar orang. Malulah aku, Bang!
Naga Bonar : Lukman! Aku dulu juga pencopet. Tapi aku tak mencopet milik rakyat. Yang kucopet itu dompet atau arloji punya Jepang. Sudah lupa Kau pesan Bang Pohan, hah? Jangan Kau curi uang rakyat! Rakyat ini sudah susah, masih Kau copet juga!
Lukman : Aku tak korupsi macam yang Abang pikir. Kalau memang ada, yaa laporkan saja!
Naga Bonar : Lah, itu yang dalam amplop di laci kantor, Kau?
Lukman : Itu honor selama Aku jadi menteri, Bang! Halal semua itu uangnya!
Naga Bonar : Aku tidak bodoh, Lukman! Sejak kapan gaji menteri dibayar pakai Dollar, hah?
Lukman : (diam)
Naga Bonar : Kau ini memang bengak, Lukman! Sudah berapa kali kuperintahkan Kau mundur? Tapi Kau bilang jabatan itu amanah. Kusuruh Kau dagang beras lagi, Kau malah dagang jabatan. Sekarang, mati lah, Kau!
Lukman : Aku belum tersangka, Bang! Masih sebagai saksi. Diperiksa juga belum!
Naga Bonar : Kalau sudah hamil, itu tandanya mau beranak, Lukman! Paham, Kau? Bahhh...!
Lukman : Ehh, sudah pandai cakapnya, Abang sekarang?
Naga Bonar : Aku serius, Lukman! Bangkit nanti malaria Kau dalam penjara, Bengak!
Hening sesaat ....
Naga Bonar : Sudah Kau siapkan tempat tidurnya?
Lukman : Hah? Tempat tidur? Abang mau menikah? Jadi pengganti kak Kirana sudah ada, Bang? Siapa?
Naga Bonar : Bukan tempat tidur buat aku, Lukmaaaan! Tak ada yang bisa menggantikan Mak Si Bonaga itu di hatiku.
Lukman : Jadi, tempat tidurnya buat apa?
Naga Bonar : Yaa, buat Kau tidur dalam penjara lah, Bahhh! Ya Allah, bengak kali lah kawan kau ini, Bujaaaaaaang! Haaaaah!
*tamat
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar