Halaman

5 Mar 2021

Naga Bonar : Pesta Nobita

Resepsi pernikahan Nobita dengan Sizuka berlangsung amat meriah. Selain kerabat terdekat, kru, pesta tersebut juga dihadiri para legenda film dari berbagai negara. Juga ada tamu-tamu undangan yang mewakili para pemerintah dari berbagai negara. 

Tapi, entah apa yang sedang terjadi dengan suasana hati panglima copet Indonesia, Naga Bonar. Baru saja dia sempat membentak Captain Amerika, "Hai bengak! Kau pikir negara kau bakal aman pakai penggorengan itu? Senjata kok mainan emak-emak?" Captain Amerika yang tengah asyik ngerumpi bareng Superman hanya bisa melongo. 

Sekarang Naga Bonar tengah asyik mengamati Supergirl dan Wonder Woman, dua superhero asal Amerika. Tak habis pikir dia melihat mereka. "Tampangnya saja yang cantik. Pakai kolor kok di luar?" gumamnya mengamati Supergirl. "Nah, temannya itu juga bodoh. Mau-maunya berteman dengan dia!" 

Laki dan perempuannya sama saja. Apa tak ada yang berisi kepalanya orang-orang Amerika ini? Katanya negara hebat. Negara maju. Punya banyak universitas terbaik, destinasi favorit para mahasiswa luar negeri. Namanya Superman, Supergirl, Wonder Woman, Captain Amerika. Cuih, lebaynya! Naga Bonar heran dan takjub sendiri. 

Tengah asyik melamun dan mengoceh sendiri, dia dikejutkan oleh sebuah tepukan cukup keras namun hangat, dari belakang. "Jaga mata tua kau itu, Naga! Mereka itu takkan mau sama kau."

"Ehhhh, kau ada di sini juga, Mariam?Siapa lagi yang mau kau copet di sini?"

"Enak saja kau bicara! Aku ini tamu resmi. Mewakili pemerintah kita. Sedang kau? Kenapa kau ada di sini? Tak ada yang bisa kau copet di sini, Naga! Mati kau nanti! Para tamu ini orang-orang super semua." 

"Aku di sini bersama Bonaga, anakku. Dia ada urusan bisnis dengan Jepang, salah satu kerabat Nobita. Kami juga undangan resmi di sini."

"Anak kau kerjasama dengan Jepang? Pengkhianat negara kau ini, Naga! Hahaha...!"

"Persoalan kita dengan Jepang sudah lama berlalu, Mariam! Jepang sudah lama kalah perang. Kau sendiri, bagaimana ceritanya bisa sampai ke sini?"

"Seperti yang kubilang tadi. Aku mewakili pemerintah Indonesia. Kau kan juga tahu,  aku sekarang menjadi staff ahli di kementrian...."

"Yang kutahu, keahlian kau itu cuma mencopet, Mariam! Apa kau mau mencopet uang negara juga?"

"Kayak anak buah kau itu?"

"Anak buahku? Siapa?"

"Si Lukman. Kau pikir dia sudah ga jadi menteri itu kenapa? Namanya sudah berkali-kali disebut KPK, Naga! Kau yang mengajari dia mencopet, kan?"

"Itu karena dia mempekerjakan para pencopet seperti kau ini sebagai staff ahlinya, Mariam! Sejak bergaul dengan orang macam kau, rusak dia."

"Pekerjaan aku ini halal, Naga! Dan sekarang aku sudah haji. HAJI! H-A-J-I."

"Nah itu lagi! Kau tahu, Mariam! Harusnya dari tahun kemaren aku juga sudah haji. Tapi karena dana haji sudah habis digarong oleh orang-orang macam kalian, aku tak jadi berangkat!"

"Haji ditiadakan karena corona, Naga!"

"Hallah! Itu alasan pemerintah saja! Arab Saudi tak mau terima jamaah kita, karena akomodasi haji belum dibayar. Pemerintah mau utang dulu, mereka menolak. Haji kok pakai ngutang?"

"Jangan sembarang bicara kau, Naga! Bisa ditangkap kau nanti!"

"Aku batal naik haji. Sementara dana hajinya habis untuk membayar orang-orang seperti kau ini jalan-jalan. Jangan-jangan kau ke sini ini juga pakai dana haji ya, Mariam!"

"Yang mengurus haji itu anak buah kau itu, Si Lukman! Kenapa kau marah-marah sama aku? Kenapa kau tak tanya langsung sama dia?"

Naga Bonar terdiam. Si Mariam juga. Kedua veteran copet itu asyik dalam lamunannya masing-masing, ketika muncul Giant, yang dalam pesta itu bertugas membersihkan meja dan mengumpulkan piring-piring kotor. 

"Piringnya sudah, Oom?" Giant bertanya dengan gestur yang ramah dan sangat sopan. 

"Diam, kau!" jawab Naga Bonar dan Mariam nyaris serentak. "Merebut Sizuka dari Nobita yang tiap ulangan dapat nol saja kau tak bisa. Badan kau saja besar!" lanjut Naga Bonar. 

Giant terdiam. Mariam melongo. Sementara Naga Bonar kaget dengan omongannya sendiri. 

*Tamat
***

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...